PERKEMBANGAN
MASA REMAJA
A.
Makna
Remaja
Kata
remaja diterjemahkan dari kata dalam bahasa Inggris adolescence atau
adolecere (bahasa Latin) yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi
dewasa. Dalam pemakaiannya istilah remaja dengan adolecen disamakan. Adolecen
maupun remaja menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik perkembangan
fisik, intelektual, emosi dan social.
Remaja adalah suatu masa ketika:
1.
individu
berkembangn dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;
2.
individu
mengalami perkembangan psikolgis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa;
3.
terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relatif lebih mandiri
B.
Batasan
Usia Remaja
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun
sebagai batasan usia remaja. WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian,
yatu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. PBB sendiri
menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda. Di Indonesia, batasan remaja
yang mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 14-24 tahun.
Menurut Hurlock(1999) awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13
tahun sampai enam belas tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa
remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun. Monks (1999)
menyatakan bahwa masa remaja awal berlangsung ketika seseorang berada ada usia
12 sampai dengan 15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15 sampai dengan 18
tahun dan masa remaja akhir berlangsung pada usia 18 sampai dengan 21 tahun.
Sarwono (1994) menyatakan bahwa masa
remaja awal usia 11 sampai dengan 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 sampai
dengan 18 tahun, dan masa remaja akhir adalah usia 18 sampai dengan 24 tahun.
C.
Karakteristik
Anak Usia SMP dan SMA
1.
Karekteristik
Anak Usia SMP
a.
Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan
b.
Mulai
timbul ciri-ciri seks sekunder
c.
Kecenderungan
ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantua dari
orangtua
d.
Senang
membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa
e.
Mulai
mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan
f.
Reaksi dan
ekspresi emosi masih labil
g.
Mulai
mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial
h.
Kecendrungan
dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas
2.
Karakteristik
Anak Usia SMA
a.
Mencapai
hubungan yang matang dengan teman sebaya
b.
Dapat
menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat
c.
Menerima
keadaan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
d.
Memilih
dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya
e.
Mengembangkan
sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak
f.
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara
g.
Mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
h.
Memperoleh
seperangkan nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
D.
Tahapan Perkembangan
Remaja
1.
Remaja
Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran
baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
Dengan dipegang bajunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik.
Kepekaan yang berlebih-lebihan itu ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap ”ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit mengerti dan
dimengerti orang dewasa
2.
Remaja
Madya (Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia
senang kalau banyak teman menyukainya. Ada kecendrungan ”narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan
menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya.
Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus
memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja harus membebaskan
diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis
3.
Remaja Akhir
Tahap ini adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal,
yaitu:
a.
Minat
yang makin mantap terhadap fungsi-fungsu intelek
b.
Egonya
mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru
c.
Terbentuk
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.
Egosentrisme
(terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antar
kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.
Tumbuh
”dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum
E.
Tugas
Perkembangan Remaja
Masa remaja mempunyai cirri yeng berbeda dengan masa
sebelumnya atau sesudahnya, yang meliputi: masa remaja sebagai periode penting,
masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan,
masa remaja sebagai masa mencari identitas, usia bermasalah, masa remaja
sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan, masa remaja sebagai masa
yang tidak realistic, dan masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Tugas
perkembangan yang harus dilakukan pada masa remaja terdiri dari
1. Mencapai
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai
peran social pria dan wanita
3. Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mengaharapkan
dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab
5. Mempersiapkan
karier ekonomi
6. Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga
7. Memperoleh
perangkat nilai, serta sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi.
Dilihat
dari perkembangan kognisi, menurut teroi perkembangan kognisi dari Piaget,
remaja masuk dalam tahapan operasional formal yang memiliki ciri-ciri telah
dimilikinya kemampuan instrospeksi (berpikir kritis tentang dirinya), berpkir
logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan mengambil kesimpulan),
berpikir berdasar hipotesis (adanya pengujian hipotesis), menggunakan simbol-simbol,
berpikir yang tidak kaku/fleksibel berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar
tahap peerkembangan tersebut maka cirri berpikir remaja adalah idealism,
cendrung pada lingkungan sosialnya, dan keasadaran diri akan konformis.
Pada
masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini
disebut masa badai & topan, masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja
yang tidak menentu, tidak stabil, dan meledak-ledak.
Dilihat
dari perkembangan sosial, usia remaja termasuk pada tahap kelima dari teroi
Psikososial dari erikson yaitu pencarian identitas versus kebingungan
identitas. Dimana pada masa itu remaja dihadapkan pada pencarian pengetahuan
tentang dirinya, apa dan dimana serta bagaimana tentang dirinya.
Perkembangan
fisik yang sangat cepat pada masa remaja dapat berakibat tidak dapat menyesuiakan
diri secara baik, sehingga sering menimbulkan bahaya-bahaya, yang muncul pada
masa remaja. Ada 2 bahaya yaitu: 1) bahaya-bahaya fisik, yang meliputi
kematian, bunuh diri atau percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan dan
ketakutan, serta 2) bahaya psikolgis, yaitu berkisar kegagalan menajalankan
peralihan psikologis kea rah kematangan yang merupakan tugas perkembangan masa
remaja yang penting di tandai dengan tidak bertanggung jawab, tampak dalam
perilaku mengabaikan pelajaran, sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada
diri sendiri, perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti
standar-standar kelompok.
F. Implikasi
Perkembangan Masa Remaja terhadap Dunia Pendidikan
Adanya karakteristik anak usia SMP di atas maka guru
diharapkan untuk:
1. Menerapkan
model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik
yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi
2. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang psoitif
3. Menerapkan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil
4. Meningkatkan
kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa
5. Tampil
menjadi teladan yang baik bagi siswa
6. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajara bertanggung jawab.
Adanya karakteristik anak usia SMA di
atas maka guru diharapkan untuk:
1.
Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahgunaan narkotika
2.
Membantu
siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya
3.
Menyediakan
fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya
4.
Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan
5.
Melatih
siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan
penuh godaan
6.
Menerapkan
model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir-pikir, reflektif, dan
positif
7.
Membantu
siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta
8.
Memupuk
semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran
9.
Menjalin
hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan
dan problem yang dihadapinya.