Jumat, 16 Maret 2012

PERKEMBANGAN MASA REMAJA

PERKEMBANGAN MASA REMAJA
A.     Makna Remaja
Kata remaja diterjemahkan dari kata dalam bahasa Inggris adolescence atau adolecere (bahasa Latin) yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. Dalam pemakaiannya istilah remaja dengan adolecen disamakan. Adolecen maupun remaja menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik perkembangan fisik, intelektual, emosi dan social.
Remaja adalah suatu masa ketika:
1.      individu berkembangn dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;
2.      individu mengalami perkembangan psikolgis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa;
3.      terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
B.     Batasan Usia Remaja
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yatu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. PBB sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda. Di Indonesia, batasan remaja yang mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 14-24 tahun.
Menurut Hurlock(1999)  awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai enam belas tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun. Monks (1999) menyatakan bahwa masa remaja awal berlangsung ketika seseorang berada ada usia 12 sampai dengan 15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15 sampai dengan 18 tahun dan masa remaja akhir berlangsung pada usia 18 sampai dengan 21 tahun. Sarwono (1994) menyatakan  bahwa masa remaja awal usia 11 sampai dengan 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 sampai dengan 18 tahun, dan masa remaja akhir adalah usia 18 sampai dengan 24 tahun.
C.     Karakteristik Anak Usia SMP dan SMA
1.      Karekteristik Anak Usia SMP
a.       Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan
b.      Mulai timbul ciri-ciri seks sekunder
c.       Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantua dari orangtua
d.      Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa
e.       Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan
f.        Reaksi dan ekspresi emosi masih labil
g.       Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial
h.       Kecendrungan dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas
2.      Karakteristik Anak Usia SMA
a.       Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b.      Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
c.       Menerima keadaan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
d.      Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya
e.       Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak
f.        Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara
g.       Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
h.       Memperoleh seperangkan nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku


D.    Tahapan Perkembangan Remaja
1.      Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bajunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan itu ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ”ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa
2.      Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman menyukainya. Ada kecendrungan ”narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis
3.      Remaja Akhir
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu:
a.       Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsu intelek
b.      Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru
c.       Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.      Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antar kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.       Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum


E.     Tugas Perkembangan Remaja
Masa remaja mempunyai cirri yeng berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya, yang meliputi: masa remaja sebagai periode penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai masa mencari identitas, usia bermasalah, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistic, dan masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Tugas perkembangan yang harus dilakukan pada masa remaja terdiri dari
1.      Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2.      Mencapai peran social pria dan wanita
3.      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4.      Mengaharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab
5.      Mempersiapkan karier ekonomi
6.      Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
7.      Memperoleh perangkat nilai, serta sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
Dilihat dari perkembangan kognisi, menurut teroi perkembangan kognisi dari Piaget, remaja masuk dalam tahapan operasional formal yang memiliki ciri-ciri telah dimilikinya kemampuan instrospeksi (berpikir kritis tentang dirinya), berpkir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan mengambil kesimpulan), berpikir berdasar hipotesis (adanya pengujian hipotesis), menggunakan simbol-simbol, berpikir yang tidak kaku/fleksibel berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar tahap peerkembangan tersebut maka cirri berpikir remaja adalah idealism, cendrung pada lingkungan sosialnya, dan keasadaran diri akan konformis.
Pada masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini disebut masa badai & topan, masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak menentu, tidak stabil, dan meledak-ledak.
Dilihat dari perkembangan sosial, usia remaja termasuk pada tahap kelima dari teroi Psikososial dari erikson yaitu pencarian identitas versus kebingungan identitas. Dimana pada masa itu remaja dihadapkan pada pencarian pengetahuan tentang dirinya, apa dan dimana serta bagaimana tentang dirinya.
Perkembangan fisik yang sangat cepat pada masa remaja dapat berakibat tidak dapat menyesuiakan diri secara baik, sehingga sering menimbulkan bahaya-bahaya, yang muncul pada masa remaja. Ada 2 bahaya yaitu: 1) bahaya-bahaya fisik, yang meliputi kematian, bunuh diri atau percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan dan ketakutan, serta 2) bahaya psikolgis, yaitu berkisar kegagalan menajalankan peralihan psikologis kea rah kematangan yang merupakan tugas perkembangan masa remaja yang penting di tandai dengan tidak bertanggung jawab, tampak dalam perilaku mengabaikan pelajaran, sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok.

F.      Implikasi Perkembangan Masa Remaja terhadap Dunia Pendidikan
Adanya karakteristik anak usia SMP di atas maka guru diharapkan untuk:
1.      Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi
2.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang psoitif
3.      Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil
4.      Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa
5.      Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa
6.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajara bertanggung jawab.
Adanya karakteristik anak usia SMA di atas maka guru diharapkan untuk:
1.         Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika
2.         Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya
3.         Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya
4.         Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan
5.         Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan
6.         Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir-pikir, reflektif, dan positif
7.         Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta
8.         Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran
9.         Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar